Category: Pengantar Telematika


TCP / IP
– Untuk menjelaskan hubungan antara internet dengan TCP/IP, pertama kali harus memahami konsep protokol dan standar. 
– Protokol adalah tata cara yang mengatur  proses komunikasi / pertukaran data dan informasi pada jaringan global internet.
– Standar adalah keseragaman Hardware dan Software dari kompo-nen jaringan internet.
– Bagian penting dari TCP/IP adalah pemahaman mengenai IP-Address.
IP – Address
–    Host/node yang dituju dalam suatu proses transmisi data pada jaringan internet, harus memiliki IP address yang jelas dan bersifat unik.
–    Perlu pengelolaan IP Address yang benar.
–    IP Address menggunakan 32 digit biner, yang dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing 8 digit biner.XXXXXXXX    XXXXXXXX    XXXXXXXX    XXXXXXXX
KLASIFIKASI IP-Address
–   IP Address terdiri dari Nomor Network dan Nomor Host.
–   Klasifikasi IP Address dibagi dalam 4 kelas, yaitu :
Kelas A:
 1 bit kelompok pertama bernilai 0 , terdiri dari 8 bit untuk Nomor Network ( NetId ) dan 24 bit untuk Nomor Host  ( HostId).0NNNNNNN.hhhhhhhh. hhhhhhhh. hhhhhhhhJadi untuk Network kelas A memiliki  nomor dari  00000000 (= 0)  sampai 01111111 (=127). Dengan demikian dapat dibentuk total sejumlah 128 buah Nomor Network kelas A yang tersedia, yang masing-masing dapat menampung 16.777.216 host ( 256 3 ).

Kelas B : 
2 bit kelompok pertama bernilai 10 , terdiri dari 16 bit untuk NetId dan 16 bit untuk HostId.10NNNNNN. NNNNNNNN. hhhhhhhh. hhhhhhhhJadi untuk Network kelas B memiliki  nomor dari  10000000 (=128)  s.d. 10111111 (=191). Dengan demikian dapat dibentuk total 64×256 buah Nomor Network kelas B yang tersedia, yang masing-masing dapat menampung 65.536 host ( 2562 ).

Kelas C :
 3 bit kelompok pertama bernilai 110 , terdiri dari 24 bit untuk NetId dan 8 bit untuk HostId.110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN. hhhhhhhhJadi untuk Network kelas C memiliki  nomor dari  11000000 (=192)  s.d. 11011111 (=223). Dengan demikian dapat dibentuk  total 32x256x256 buah Nomor Network kelas C yang tersedia, yang masing-masing dapat menampung 256 host .

Kelas D :
 4 bit kelompok pertama bernilai 1110 , tidak terdapat pemisahan untuk NetId dan HostId. 1110XXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXXKhusus untuk kelas D digunakan untuk tujuan multicasting.  Jadi untuk Network kelas D memiliki  nomor awal dari  11100000 (=224)  s.d. 11101111 (=239). Dengan demikian dapat dibentuk total 16x256x256X256 multicast-Address.

Kelas E : 
4 bit kelompok pertama bernilai 1111 , tidak terdapat pemisahan untuk NetId dan HostId. 1111XXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXXKelas E disisakan untuk pengunaan khusus (kepentingan riset). Jadi untuk Network kelas E ini memiliki  nomor awal dari  11110000 (=240)  s.d. 11111111 (=255). Dengan demikian dapat dibentuk total 16x256x256x256 buah IP-Address cadangan untuk keperluan riset.
Ada beberapa IP-Address dari kelas A, B dan C yang digunakan untuk alamat khusus, yaitu sbb. :
Special IP-Address.
Special Address    Bit Network    Bit Host    Contoh
Network Address    Spesifik    0 semua    172.124.0.0
Broadcast Address    Spesifik    1 semua    172.124.255.255
Subnet Mask    1 semua    0 semua    255.255.0.0
NETWORK ADDRESS  &  BROADCAST ADDRESS

NETWORK ADDRESS

Network Address ditentukan dengan memberikan nilai 0 untuk semua bit HOST.
Contohnya  :  IP Address suatu Host adalah  200.202.42.5 maka Network Address-nya adalah  200.202.42.0
Seluruh Host pada Network yang sama akan memiliki Network Address yang sama.

BROADCAST ADDRESS

Broadcast Address adalah alamat untuk mengirim informasi keseluruh Host dalam suatu Network.  Broadcast Address ditentukan dengan memberikan nilai 1 untuk semua bit HOST.
Contohnya  :  IP Address suatu Host adalah  200.202.42.5 maka Broadcast Address-nya adalah 200.202.42.255
Seluruh Host pada Network akan memiliki Broadcast Address yang sama.
NETMASKING
Untuk memisahkan bit Network dengan bit Host pada IP Address, maka diciptakan default mask (netmask) dengan cara merubah bit Network dengan bit 1 dan merubah bit Host dengan bit 0, sehingga klasifikasi dari IP Address terlihat lebih jelas.
Proses Netmasking  IP-Address.
Klasifikasi    IP Address         Netmask
Kelas – A    0NNNNNNN.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
11111111 .     00000000.00000000.00000000   
255.0.0.0
Kelas – B    10NNNNNN.NNNNNNNN.hhhhhhhh.hhhhhhhh
11111111 .    11111111 .      00000000.00000000   
255.255.0.0
Kelas – C    110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.hhhhhhhh
11111111 .   11111111 .      11111111 .      00000000   
255.255.255.0

Hasil Netmasking IP Address ini umumnya disebut Subnetmask, dan biasanya jumlah bit 1 hasil Netmasking ini disertakan pada IP-Address. Contohnya :
10.0.0.5 / 8              =   10 . 0 . 0 . 5           255 . 0 . 0 . 0
154.16.0.1 / 16       =   154 . 16 . 0 . 3       255 . 255 . 0 . 0
192.168.1.3 / 24     =   192 . 168 . 1 . 3     255 . 255 . 255 . 0

M A C  –  A d d r e s s

Setiap perangkat penunjang jaringan komputer memiliki address yang unik, yang disebut MAC (Media Access Control) Address dalam bentuk 48 bit, dimana 24 bit pertama menunjukkan nama perusahaannya (vendor). Untuk mempermudah penulisan, angka MAC-Address dibagi menjadi 6 kelompok (terdiri 8 bit) yang ditulis dalam bentuk hexadecimal.  Contohnya : 00–00–21-D8–24-DF.  Contoh vendor terkenal bisa dilihat pada Tabel dibawah ini :

Daftar vendor terkenal untuk perangkat jaringan.

Nomer kode    Nama vendor    Nomer kode    Nama vendor
00:00:0C    Sisco System    08:08:08    3COM
00:00:1B    Novell    08:00:07    Apple Computer
00:00:AA    Xerox    08:00:09    Hewlett Packard
00:00:4C    NEC    08:00:20    Sun Microsystems
00:00:74    Ricoh    08:00:2B    DEC
08:00:5A    IBM    dst.    dst.
Untuk melihat MAC-Address ketikkan ipconfig  /all   melalui menu :
START -> RUN : command   (modus DOS)
IP-Address untuk Host berupa PC yang merupakan anggota dari jaringan komputer, dituliskan dalam bentuk 32 bit, yang dibagi menjadi 4 kelompok (8 bit) dan dituliskan dalam bentuk decimal. IP-Address dapat ditentukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara static dan cara dynamic. Cara Static adalah penentuan IP-Address dari Host yang di-set secara langsung oleh operator/user, dan tidak akan berubah setiap saat (permanen). Cara Dynamic adalah penentuan IP-Address dari Host diatur langsung oleh Operating System Serversecara random melalui fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) pada waktu booting. Dynamic IP-Address di-set oleh system jika Host belum memiliki Static IP-Address, dimana  IP-Address ini diperlukan oleh jaringan untuk koneksi ke jaringaninternet.
Kenyataannya setiap Server boot-up dan fasilitas DHCP diaktifkan, secara random Host yang belum memiliki Static IP-Address akan di-set IP-address-nya. Jadi Dynamic IP-Address Host pada jaringan selalu berubah. Karena setting IP-Address untuk beberapa Host dilakukan secara random, maka kadang-kadang bisa terjadi konflik IP-address. IP-Address pada hakekatnya memandu untuk menentukan Nomor Network, Nomor Host, Network Address, Broadcast Address dan Subnet Mask (untuk Subnetwork).

Manajemen Organisasi untuk IP-Address
Infrastruktur  jaringan di internet maupun intranet harus memiliki IP-Address yang unik (tunggal). IP-Address di internet dikelola oleh badan international IANA (International Assigned NumbersAuthority). Secara regional di kawasan Asia Pasifik dikelola oleh APNIC (Asia Pacific Network Information Center) yang berkedudukan di Australia. Instansi yang berkepentingan termasuk ISP merupakan angota dari APNIC.

APNIC bertugas membagi blok nomor IP dan nomor Autonomous System (AS) kepada para ISP di kawasan Asia Pasifik, serta mengelola Authoritative Registration Server. Secara global IANA mengelompokkan IP-Address yang dinyatakan ‘private’, artinya digunakan hanya untuk kalangan sendiri dan tidak berlaku diinternet, yaitu untuk IP-Address dari :
–   Kelas-A  :   10.0.0.0         sampai dengan   10.255.255.255
–   Kelas-B  :   172.16.0.0     sampai dengan   172.31.255.255
–   Kelas-C  :   192.168.0.0   sampai dengan   192.168.255.255
Penggunaan IP-Address di atas tidak semuanya dapat digunakan untuk alamat Host, melainkan sebagian ada yang digunakan untuk Network Address, Broadcast Address dan untuk keperluan Netmasking.
Penggunaan IP-Address untuk kelas-D dan kelas-E tidak dibahas di sini, karena untuk kedua kelas IP-Address tesrebut digunakan untuk keperluan khusus tanpa memilah-milah bit Network dan bit Host, yang digunakan untuk Multicasting (kelas-D) dan IP-Address cadangan untuk penelitian (kelas-E).
IP-Address yang dikelola saat ini adalah IP-Address versi 4 (IPv4) yang menggunakan 32 bit, dan pengembangan selanjutnya APNIC mengelola IP-Address versi 6 (IPv6) yang menggunakan 128 bit. Selain itu APNIC memberi-kan policy assignment maupun strategi untuk proses transisi dari IPv4 ke IPv6. Masih membutuhkan waktu agak lama bagi IPv6 untuk bisa diterima dan diadopsi oleh masyarakat internet, mengingat terlalu banyaknya jumlah bit yang digunakan untuk IP-Address.
IPv6 – Address
Internet Protocol Version-6 (IPv6) disebut juga sebagai Next Generation Internet Protocol (IPng). IPv6 ini didesain dan direkomendasikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) untuk menggantikan keberadaan IPv4 yang ketersediaannya untuk internet saat ini semakin berkurang.
Addressing Bit yang digunakan pada IPv6 adalah 128 bit, yang terbagi atas 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 16 bit yang dipisahkan dengan tanda titik (“ : ”). Untuk mempersingkat dan memudahkan penulisan address dalam IPv6 ini umumnya dengan menggunakan Heksadesimal. Dengan demikian jumlah  IP-Address yang dapat dibentuk adalah 2128 atau sebanyak 3,4 x 1038 atau tepatnya sebanyak 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 buah IP-Address.
Sudah dipastikan bahwa IPv6 dapat mengatasi sejumlah masalah yang dihadapi oleh IPv4, seperti keterbatasan alokasi address dan proses transmisi data dengan menggunakan MAC-Address, selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan dalam hal proses routing dan auto-configuration jaringan. Proses transisi yang merupakan peralihan dalam penggunaan IPv4 ke IPv6 akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang. IPv6 bisa diinstall seperti software upgrading pada umumnya (misalnya upgrading untuk software Operating System). IPv6 menggunakan mekanisme transisi yang memudahkan user untuk mengadopsi dan membangun aplikasi pada IPv6, serta memiliki interoperability antara IPv4 dengan IPv6 yang cukup baik. Pada dasarnya IPv6 tidak hanya sekedar menggantikan fungsi dari IPv4 dan MAC-Address, namun lebih jauh dari itu penggunaannya adalah untuk diimplementasikan pada berbagai perangkat keras yang terkoneksi ke jaringan global internet, seperti misalnya Telepon Cellular (GSM, CDMA), Telepon standard, Radio, Televisi, Peralatan Industri dan peralatan elektronik lainnya. Arsitektur Addressing pada IPv6 yang mengunakan 128 bit ini, dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1.  Unicast adalah identifikasi untuk address tunggal.
2.  Anycast adalah identifikasi untuk sekelompok address.
3.  Multicast adalah identifikasi untuk banyak kelompok address.
Aturan Penulisan IP-Address pada IPv6.
Pada IPv6 addressing dengan 128 bit dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing 16 bit, yang masing-masing kelompok bit ini dikonversikan kedalam 4 digit angka heksdesimal yang dipisahkan dengan tanda “ : “, contohnya :

21DA : 00D3 : 0000 : 2F3B : 02AA : 00FF : FE28 : 9C5A
Untuk memudahkan penulisan, angka 0 (nol) disebelah kiri bisa dihilangkan, tetapi setiap ruas minimal menampung satung angka heksa desimal, sehingga alamat IPv6 diatas menjadi :
21DA : D3 : 0 : 2F3B : 2AA : FF : FE28 : 9C5A
Untuk menyingkat penulisan IPv6-Address bisa juga dilakukan dengan pemadatan angka nol (heksa) dengan tanda “ :: “, contohnya :
2F3B : 2AA : FF : 0 : 0 : 0 : 0 : FE28 
dipadatkan menjadi : 2F3B : 2AA : FF :: FE28
FE07 : 50 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 2   dipadatkan menjadi : FE07 : 50 :: 2
Untuk mengetahui berapa jumlah bit nol  yang dipadatkan, bisa dilakukan dengan menggunakan rumus :   ( 8 – n ) x 16
dimana n adalah jumlah kelompok angka heksa yang masih ada, sebagai contoh misalnya untuk kasus diatas adalah :  2F3B : 2AA : FF :: FE28
jumlah bit nol yang dipadatkan adalah : (8-4) .16  =  64.
Untuk address FE07 : 50 :: 2  jumlah bit nol yang dipadatkan (8-3) .16  =  80

Bentuk Alternatif gabungan IPv6 dan IPv4 untuk Addressing.

Alternatif lain untuk penulisan addressing pada masa transisi dari IPv4 ke IPv6 ini adalah menggabungkan angka IP-Address IPv4 dalam desimal, yang dilengkapi dengan penulisan penambahan angka heksa dari IPv6 agar terpenuhi format penulisan IP-Address dalam bentuk IPv6. Dengan demikian perubahan format Addressing dari IPv4 ke IPv6 adalah :
X : X : X : X : X : X : D . D . D . D
X menyatakan angka heksa yang mewakili 16 bit dari IPv6, dan D menyatakan angka desimal yang mewakili 8 bit dari IPv4. Contohnya :
IP-Address dalam format IPv4 : 192.168.45.27,  dalam format IPv6 menjadi : 
0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 192 . 168 . 45 . 27
Dengan pemadatan angka nol, menjadi :   :: 192 . 168 . 45 . 27
Namun penulisan dalam format IPv6 biasanya dalam bentuk Heksa-desimal, se-hingga penulisan IP-Address di atas perlu dikonversikan lagi ke dalam bentuk Heksa-desimal. Dengan demikian penulisan IP-Address di atas dalam format IPv6 menjadi :      :: C0 : A8 : 2D : 1B

 

Computer Network , atau jaringan komputer, merupakan sekumpulan komputer yang dihubungkan melalui media fisik dan software yang memfasilitasi komunikasi antara komputer-komputer tersebut

Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).

Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi sebagai Server, tetapi Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, dimana Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses dan memberikan hasil kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.

Sistem Client Server ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan jaringan komputer skala luas. Sistem ini menggunakan protokol utama Transmision Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam sistem operasi yang digunakan antara lain Unix, Linux dan Windows NT.

Lingkungan Database Client/Server di Internet

  • Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC
  • Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
  • Berbagi hardware atau software

 New Picture

Komponen dasar Client Server

Pada dasarnya Client Server terdiri dari 3 komponen pembentuk dasar, yaitu Client, Middleware, dan Server. Gubungan dari ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:

New Picture (1)

 Arsitektur File Server

  • Model pertama Client/Server
  • Semua pemrosesan dilakukan pada sisi workstation
  • Satu atau beberapa server terhubungkan dalam jaringan
  • Server bertindak sebagai file server
  • File server bertindak sebagai pengelola file dan memungkinkan klien mengakses file tersebut
  • Setiap klien dilengkapi DBMS tersendiri
  • DBMS berinteraksi dengan data yang tersimpan dalam bentuk file pada server
  • Aktivitas pada klien:
  • Meminta data
  • Meminta penguncian data
  • Tanggapan dari klien
  • Memberikan data
  • Mengunci data dan memberikan statusnya

 

Batasan File Server

  • Beban jaringan tinggi karena tabel yang diminta akan diserahkan oleh file server ke klien melalui jaringan
  • Setiap klien harus memasang DBMS sehingga mengurangi memori
  • Klien harus mempunyai kemampuan proses tinggi untuk mendapatkan response time yang bagus
  • Salinan DBMS pada setiap klien harus menjaga integritas databasse yang dipakai secara bersama-sama ð tanggung jawab diserahkan kepada programmer

Arsitektur Database Server

  • Klien bertanggung jawab dalam mengelola antar muka pemakai (mencakup logika penyajian data, logika pemrosesan data, logika aturan bisnis)
  • Database server bertanggung jawab pada penyimpana, pengaksesan, dan pemrosesan database
  • Database serverlah yang dituntut memiliki kemampuan pemrosesan yang tinggi
  • Beban jaringan menjadi berkurang
  • Otentikasi pemakai, pemeriksaan integrasi, pemeliharaan data dictionary dilakukan pada database server
  • Database server merupakan implementasi dari two-tier architecture

 New Picture (3)

Kolaborasi Client – Server :

  1. Client/Server (two-tier) : Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan
  2. Three-Tier / Multi-Tier : Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu : Layanan presentasi (tingkat client), Layanan bisnis (tingkat menengah), dan Layanan data (tingkat sumber data).

Contoh Two-Tier Architecture

New Picture (4)

Pada model ini menempatkan business logic/application process dan data management pada server sedangkan client bertanggung jawab untuk menjalankan perangkat lunak presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface system atau GUI. Server mengerjakan pekerjaan berat yaitu menjalankan application process dan data management. Contoh : website

Kelebihan :

  • Biaya lebih rendah
  • Lebih cocok untuk model jaringan sederhana

Kekurangan:

  • Menempatkan beben berat pemrosesan pada server
  • Ada kekuatan pemrosesan yang besar yang tersedia pada PC modern dan tidak digunakan pada client

Contoh Three-tier Architecture

New Picture (5)

Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier

  • Keluwesan teknologi
  • Mudah untuk mengubah DBMS engine
  • Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
  • Biaya jangka panjang yang rendah
  • Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan
  • Keunggulan kompetitif
  • Kekampuan untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi

Kekurangan arsitekture Three Tier :

  • Lebih susah untuk merancang 
  • Lebih susah untuk mengatur
  • Lebih mahal

 Melibatkan lapisan server yang lain selain lapisan database server

 New Picture (6)

KESIMPULAN

Network service Komputer merupakan seperangkat komponen elektronik yang saling berhubungan dalam mengelola data, menyimpan data, memasukkan data. Peranan arsitektur network klien sangat penting untuk menentukan tipe yang sesuai dengan kebutuhan seseorang maupun untuk sebuah perusahaan

 

Dampak Positif, Negatif Perkembangan Teknologi – Tentunya dengan berkembangnya teknologi kita menjadi makmur dan sangat memudahkan kita dalam kehidupan sekarang ini, sebab-akibat dari perkembangan teknologi tentunya memiliki nilai positif dan negatif , bisa dikatakan Dampak Positif, Negatif Perkembangan Teknologi bagi kehidupan atau peradaban manusia.

Dampak Perkembangan Teknologi

 
Sejak dahulu kala manusia telah menggunakan teknologi, ini karena manusia memiliki akal dan pikiran. Dengan akalnyalah yang membuat ia ingin keluar dari suatu masalah dan menginginkan hidup yang lebih baik, itulah sebabnya teknologi semakin berkembang tiap tahunnya.

Kemajuan teknologi ini memberikan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia atas kebudayaan dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Seperti halnya di indonesia, perkembangan teknologi sudah sangat mempengaruhi kebudayaan masyarakatnya, tidak hanya di perkotaan bahkan di pedesaan. Dan pada akhirnya, segala informasi pun kini sangat mudah di akses masyarakat, baik itu informasi yang positif dan juga yang negatif.

    Dampak positif perkembangan teknologi :

Dengan semakin majunya perkembangan teknologi akan semakin memudahkan kita mendapatkan informasi dari internet. Tidak hanya itu, saat ini masyarakat semakin lebih mudah berinteraksi satu sama lain bukan hanya melalui telepon seluler tetapi juga lewat internet.

    Dampak negatif perkembangan teknologi :

Tak hanya berdampak positif, perkembangan teknologi pun memberikan dampak yang negatif bagi masyarakat, diantaranya yaitu semakin banyaknya kasus penipuan lewat sms (termasuk yang mama minta pulsa, ckckc), pembobolan pin ATM, pembobolan akun facebook, dan masih banyak lagi. Yang pasti, secara perlahan perkembangan teknologi sudah mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat dengan segala macam  brand image yang menjadi ciri khas mereka.

    Tips menyiasati perkembangan teknologi:

Media komputer yang saat ini telah merambah segala kalangan, memiliki kualitas atraktif yang mampu merespon segala jenis stimulus yang diberikan oleh penggunanya. Saking atraktifnya, sehingga membuat si pengguna seakan2 menemukan dunianya sendiri dan memberikan rasa nyaman sehingga tidak mau lepas darinya. Hal ini berakibat buruk tentunya, apalagi untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. 

 
Ketergantungan akan teknologi dapat ditanggulangi dengan adanya bantuan dari lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Jadi, orang-orang di sekitar pengguna addict itulah yang sangat berperan penting dalam perkembangan teknologi ini. Ajaklah si pengguna untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menarik seperti olah raga, travelling, bersosialisasi dan lain sebagainya.

Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.

Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun  

>      Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
>        Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
>        Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).